Pelayanan adalah kata lain dari cinta. Ia mendidik melampaui zaman dari sebuah system. Education berasal dari bahasa latin educere
yang berarti menggiring keluar. Melatih respond dan membentuk kebiasaan
mental yang terlihat ramah, lembut dan tidak menakuti yang lainnya.
Kekuatan dari dalam yang tergiring keluar itu sifatnya menyembuhkan
kehidupan.
Pelayanan
adalah kekuatan yang dapat dipelajari. Namun hanya dapat dimengerti
saat melakukannya. Seperti mereka yang baru dapat benar-benar mengerti
tentang cara mengendarai motor saat benar-benar mencoba mengendarainya
sendiri. Atau berenang dengan mencemplungkan diri ke dalam kolam.
Kekuatan pelayanan memungkinakan mengubah semuanya bahkan mungkin hingga
ke susuan syaraf hingga ke genetika. Watak yang tumbuh dalam tradisi
mengedepankan ego secara perlahan lenyap tanpa bekas.
Tamsil
yang paling mudah dimengerti adalah saat kita memiliki beberapa piring
makanan lezat. Jika kebahagiaan diletakkan pada perut maka paling banyak
yang bisa ditampung adalah dua hingga tiga piring makanan. Namun jika
kebahagiaan diletakkan pada pelayanan kepada manusia dengan cara
berbagi, maka berapa banyak manusia yang membutuhkan? Berapa lama kita
bisa mengecap kebahagiaan. Itulah rumus tua yang dilupakan. Itu pulalah
sebabnya mengapa mereka yangmengabdikan hidupnya untuk melayani tak
pernah hilang dari wajahnya senyuman.
Literatur
agama ini mengajari pemeluknya untuk melayani. Menyebut mereka yang
tidak memiliki luka tergores walau sedikit saja di dadanya dengan
pendusta agama.Walau ia ahli shalat.
أَرَأَيْتَ
الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ -١- فَذَلِكَ الَّذِييَدُعُّ الْيَتِيمَ -٢-
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ -٣- فَوَيْلٌلِّلْمُصَلِّينَ
-٤- الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ -٥- الَّذِينَ هُمْيُرَاؤُونَ
-٦- وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ -٧-
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
Maka celakalah orang yang
shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap
shalatnya,
dan enggan (memberikan) bantuan.
Mereka pendusta agama! Sebuah teguran yang amat keras.
Ada
mekanisme otak dan kerja hormon yang menimbulkan perasaan ingin
melayani.Mesti mekanisme itu tidak sekuat instingtual primitive di otak
tengah. Sebab Ia adalah jawaban reflex terhadap suatu rangsangan dari
luar demi mempertahankan kelangsungan hidup. Para guru tasawuf selalu
bercerita tentang penataan ulang pikiran-pikiran kita dengan membuat
jarak antara nurani dengan insting hewani yang merusak itu. Bagi mereka
yang berhasil membuat jarak ini, semakin jauh jaraknya maka semakin
muaklah ia dengan konflik. Konflik itu adalah dualitas tentang “Aku” dan
“Kau”, sementara nurani menginginkan penyatuan. Lelucon itu terdengar
merdu:
semua manusia menginginkan Tuhan namun bertengkar tragis seperti iblis yang tidak menginginkan penyatuan.
Sebetulnya,
otak tengah hanya seolah-olah menjadi jawaban reflex untuk
mempertahankan diri. Konon ia akan bekerja sangat buas ketika tak diberi
pilihan lain. Fight or flight. Atau mungkin tuhan memberi keseimbangan
yang lebih manusiawi. Ia juga jawaban reflex terhadap sebuah rangsangan.
Bayangkan kita berdiri di sebuah tempat. Menyaksikan seorang bayi
menangis meraung-raung berayung-ayung hendak terjatuh di bibir sumur.
Jawaban reflex kita adalah menolongnya tanpa mempertanyakan
identitasnya. Ada kekuatan yang lebih dari sekadar insting dari dalam
yang menghambur keluar memaksa kita untuk bertindak penuh cinta.
Educere, dalam bahasa latinnya. Sebuah pola pendidikan Tuhan lewat jalur fitrah.
Dari
mana memulainya? Manusia terlanjur kecanduan egoism. Seolah segala hal
yang terjadi di dunia ini tidak akan bisa selesai kecuali dengan
kebencian dan prasangka. Penjelmaan yang benar-benar sempurna. Kebatilan
itu muncul dan mengaku sebagai kebenaran nyaris tanpa cela. Manusia
benar-benar ditipu. Dunia tanpa kekejaman adalah rumus tua yang mulai
ditertawakan. Sumber daya alam yang semakin sedikit sementara pemangsa
sumber daya alam melonjak tak terbendung adalah alasan rasional untuk
memangkas jumlah penduduk dunia. Penyakit menular dan peperangan adalah
dewa yang dipuja, sebagai jawaban dari keterbatasan makanan yang akan
mengisi ruang perut yang mungil ini. Lebih jauh, ia hanyaakan sampai di
bawah perut. Entah di belakang atau di depannya, ia bertukarselayaknya
sahabat.
Kita kembali, bagaimana memulainya?