Banyak dikeluhkan, mereka pemburu sunnah itu melupakan etika.
Baiklah jika celana anda adalah yang paling sunnah menurut versi anda,
tapi bukankah tersenyum dan berwajah indah kepada saudara juga sunnah?
Ataukah kami ini bukan saudaramu?
Apakah lantas orang yang berpakaian menyelisihi anda adalah orang yang tidak membaca hadits? saya kira gak juga...
Ah, akhirnya benar petuah guru saya dulu: semakin hari muslim akan
semakin terbiasa memoles wujud lahir sampai lupa sisi
bathiniyahnya__tentu saja kedua-duanya amat diperlukan.
Banyak yang menghidupkan sunnah tapi tanpa sadar mematikan sunnah yang lain.
Kebenaran itu harus dikombinasikan dengan dua hal: kebaikan dan keindahan...
JIka kebenaran berbicara halal dan haram, maka kebaikan berbicara
tentang kualitas baik buruk. Keindahan berada dipuncaknya. Ia berbicara
di kedalaman, dari hati ke hati. Seprti yang sering saya katakan, tidak
semua orang menyukai kedalaman. Sebab dari dulu kedalaman itu
diidentikkan dengan kegelapan. Etika lahir dari sini
Halal belum tentu baik, baik belum tentu indah...maka kombinasi ketiganya akan mengharmonikan.