Di sinilah jalan hati,
seperti menapaki jalan menuju puncak gunung. Menyusuri belantara teka-teki
seolah memasuki labirin yang membingungkan. Kesabaran sepanjang jalan. Kaki
melepuh, tenaga terkuras. Bagi yang rindu, seolah tamasya penuh candaan belaka:
kebahagiaan meluap-luap ketika sampai di puncaknya.
Di sinilah jalan hati,
seperti mengarungi samudra tak bertepi. Habis lapuk perahunya, belumlah
ditemukan pulau yang dituju.
“Akulah perbendaharaan
tersembunyi,” kata Allah. “Sebab Aku ingin dikenali, maka Kuciptakan
makhluk”. Yah, labirin itu bagi yang mengetahui jalannya akan mudah menemukannya,
yaitu para Nabi pengantar risalah Islam. Namun, sejatinya manusia diberi peran
sentral dalam perburuan harta karun tersembunyi. Seperti si buta yang diminta
untuk menggambarkan gajah dengan perabaannya. Berjuta persepsi akan muncul.
“Aku bergantung persangkaan hamba-Ku.”
…
Semua Ibu merasakan sakit
yang luar biasa ketika melahirkan anaknya. Seperti itu nafsu yang berhijrah
menapaki jalan Tuhan dan kemudian dilahirkan di kali yang lain.Untungnya Tuhan
menempatkan Musa dalam diri setiap manusia lalu memebebaskan anak-anak Israel
dari perbudakan Fir’aun. Jiwa adalah anak-anak Israel yang dilahirkan kembali akan
menempuh takdir di luar Mesir. Ke tanah yang di janjikan di Yerussalem. Di sana
ada al-Manna wa al-Salwa, lahapan jiwa yang teramat manisnya.
Ketika melarikan diri dari
kejaran Fir’aun, anak-anak Israel terpojok di laut merah. Di bawah bimbingan
Musa, mereka masuk ke dalam air. Tuhan belum menolong mereka, menanti
kesungguhan ikhtiar. Saat air menyentuh dagu, barulah keajaiban itu datang:
Lautan terbelah. Tuhan membelah laut merah hidup kita ketika kesungguhan
mengiringi aktivitas, bahwa pertolongan-Nya senantiasa datang di saat yang
tepat. Tidak pernah meleset.
Dengan cara yang sama Tuhan
juga memperlakukan Hajar. Sebelum keajaiban di bawah kaki Ismail berupa air
zam-zam, Hajar harus melakoni sulitnya usaha berlari dari bukit Safa dan
Marwah. Namun seringkalilah kita gagal meyakini kasih sayang Tuhan. Seolah tak
ada keajaiban. Keajaiban adalah mitos orang-orang dahulu yang terlanjur
melegenda menjadi cerita penenang bagi yang malas berpikir. Padahal keajaiban
itu ada, senyata matahari yang menggiring siang, senyata rembulan yang
menidurkan malam. Yah, cukup meyakini saja dan saksikanlah hentakan-hentakan
hidup akan datang seperti pesulap yang menghilangkan atau mengadakan sebutir
telur dari dalam topi. Mudah. Keajaiban tidak akan menyapa bagi yang tidak
mempercayainya.
Kita adalah anak-anak Israel
yang dibimbing oleh Musa untuk yakin pada kasih sayang Tuhan, sesulit apapun
rintangan perjalanan dalam menapaki jalan kebenaran. Cukup percaya dengan kuasa-Nya,
cukup ikhtiar, maka Tuhan akan menghadirkan mukjizatnya.
diposting juga di wahyudinqasal.blogspot.co.id