Allah sudah jamin, al quran mudah dipelajar, dihafalkan. NAmun kadang kok menjadi susah yah, kalaupun dihafal kok gak beda yah waktu dulu sebelum hafal. Kok al qurannya serasa hanya di kepala yah, hanya menjadi bagian yg menambah nilai kognitif belaka. Ah sudahlah, mestinya semakin banyak hafalan maka semakin menyejukkan hati, semakin bertenaga tuh tutur kata, semakin bercahaya tuh wajah. Tapi kok biasa aja.
Ayo jujur deh, berapa banyak hafalanmu? Surah surah pendek uda hafal kan?uda setengah juz tuh...tapi adakah perbedaan yg anda rasakan.? Ada yg uda sampai satu juz? Apa bedanya perasaan anda ketika hanya hafal surah pendek? Kalau sama saja, berarti ada yg salah...nah...
-Yang pertama sekali adalah niat tulus, menghafal al quran karena apa?
Ingin disebut huffaz, ingin dipanggil ustadz, atau mau diangkat jadi imam di kampoeng? Semoga niatnya adalah untuk menjadi bagian dari penjaga kitab Allah. jangan salah yah, tanpa anda menghafalkan al quran, al quran ini tetap tidak akan punah. Tapi alangkah bahagianya, jika kita adalah salah salah satu hamba yg dipilih untuk menjaga al quran ini.
- Bagi yg sudah punya pasangn, nyatakan ke pasangan tentang niat tulus anda menjadi seorang hafidz. Kenapa harus dengan pasangan? Supaya dapat tambahan energi. Bayangkan tiap malam sebelum masuk kamar setoran ayat dulu. Target gak usah muluk muluknlah, yg penting konsisten. Bagaimana dengan yg belum punya pasangan? Sederhana saja, milikilah segera pasangan. Dulu sering kita dengar bahwa jika sudah punya pasangan agak sulit mengafal al quran, padahal seharusnya lebih mudah.
Bagaimana jika sudah berusaha punya pasangan tapi belum juga dapat jodoh? Baiklah, kalau begitu niatkanlah agar pendamping hidupmu kelak menjadi tersanjung jika engkau melamarnya dengan mahar 30 juz, kupinang kau denganal quran. Romantis toh...
Intinya sih, lepaskan masa bujang sesegera mungkin sebab menundukkan pandangan di era ini jauh lebih sulit. Televisi, fb, wa, bbm semunya bersekutu memberi input ke mata untuk mengotori hati. Menikahlah!
- Mohon restu ke orang tua, mohon diikhlaskan, dimaafkan. Al quran itu cahaya, gak akan mungkin masuk ke qalbu hati yg biadab. Mengapa harus orang tua, sebab merekalah yg hijab doa runtuh, antara mereka dan Allah tanpa tirai.
- Mulailah takzim dengan al quran. Dari cara kita memandang alquran adalah dengan pandangan ruhani yg penuh ketakziman. Kita tidak sedang memandang kertas kosong yg bergambar gambar seperti jimat jimat...hehe.
Masih ingat bagaimana dulu kita belajar mengaji di kampung? Kita tidak akan berani menyentuh al quran tanpa wudhu, tidak berani menaruh al quran ditempat yg rendah bahkan tidak berani bersuara keras sementara di sekitar kita ada al quran. Ini bukan soal metode, ini soal adab, tapi disinilah ruhnya.
-pilihlah seorang guru, bukan sekadar pengajar. Dia seorang mursyid yg tidak sekadar mengurusi hal yg dzohir dari anda, tapi ngurusi bagaimana batin ini bergerak. Hormati dia dengan hikmat sedalam dalamnya. Masih ingatkah anda di kampung halaman tentang guru anda yg pertama kali mengajar anda alif ba? Walaupun guru guru kita dahulu mengajari kita makharijul huruf salah salah, alif tidak berbeda dengan ain, tsa gak beda dengan zal dan zey..pokoknya amburadullah. Tapi datangi guru itu, cium tangannya beri penghormatan, memohon ijinlah. Di setiap doa kita, selipkanlah namanya sebagai orang yg pertama kali memperkenalkan kita denga kitab yg luar biasa ini..
Bersambung...!!!