Jubah-jubah
zaman semakin memendek mempertontonkan auratnya. Narasi peradaban
semakin gila dan bertele-tele dalam mendefenisikan kebenaran. Ataukah
mungkin peradaban sekarang tak bisa lagi menempatkan kebenaran itu di
cawan-cawannya sebagaimana apa adanya pada saat mulanya agama ini ada.
Pada umumnya agama didefeniskian tidak lebih daripada konsep
morality saja atau transendental belaka, Jadi agama dipersempit
hanya di ruang-ruangi pribadi, di altar-altar sunyi dan dirumah-rumah ibadah. Jadilah agama yang
sedemikian rimbun ini berubah menjadi bonsai-bonsai kerdil. Apakah Fir'au lebih layak didengar perkataannya saat Fir'aun yang berkata di hadapan pembesar-pembesarnya: Biarkanlah aku membunuh Musa, dan
hendaklah ia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir ia akan
menukarkan agamamu( surah Gaafiir:26)
Apa
yang dimaksudkan Fir'aun dengan agamamu di sini? Yang dia maksudkannya
adalah sistem, negara dan aturan hidup. Abu A'la Al Maududi berkata saat
mengomentari ayat ini: Di antara hal yang paling ditakutkan oleh
Firaun adalah seandainya dakwah Musa itu mencapai kesuksesan dan
menggantikan sistem negara dan peraturan serta tata cara kehidupan
masyarakat yang selama ini mereka tunduk serta patuh terhadap aturan
kebiasaan itu. Firaun takut jika dakwah Musa berhasil, maka agama itu menggantikan sistem yang selama ini diterapkan oleh Firaun.
Ah, zaman sekarang memang tlah
menjelma menjadi zaman seribu fir'aun, Nista seribu A'ad dan tsamud, dan
mata rantai Abu Jahal. Zaman sekarang adalah kejahiliaan berselimut
kejahiliaan di dalam sesuatu yang paling jahiliah
Ada baiknya jika kita
melihat sekali lagi defenisi agama itu, biar lebih terang. Kata Imam Asya-Syahid Hasan Al-Banna: Agama adalah
negara dan tanah air, pemerintah dan ummat, rahmat dan keadilan, materi
dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah.
Sebagaimana dia juga adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar dan
dia tidak bisa ditambahi atau dikurangi