Apa susahnya menemukan Osama Bin Ladin? Dunia ini terlampau kecil untuk besarnya kekuatan Amerika dan sekutunya. Mereka hanya butuh empat Osama yang lain untuk dijadikan alasan memporak-porandakan seluruh negara Islam dengan dalih yang tentu saja dibuat-buat. Saat mereka mengumandangkan perang terhadap teroris, maka sesungguhnya mereka telah menabuh genderang perang kepada seluruh militansi Islam di segenap penjuru dunia. Adakah kita masih tertidur lelap?
Dan zaman manakah yang lebih biadab dari zaman dipertontonkannya kebolehan memberangus manusia yang lainnya karena alasan perut sambil berkata inilah zaman modern. Padahal sebetulnya zaman ini telah ditarik mundur ribuan tahun silam. Dimana sejarah kegelimangan itu pernah ditorehkan oleh kaum A'ad dan Thamud serta Firaun. A'ad dan Thamud adalah sejarah kegemilangan peradaban. Memiliki gendung-gedung tinggi menopang langit, arsitek-arsitek yang handal mengukir batu-batu pegunungan disulap menjadi rumah peristirahatan yang indah. Di zaman itulah pernah berdiri sejajaran taman kota menghias di sudut-sudut kota. Tapi mereka dengan dada membusung berteriak bangga "kami tak takut dengan siapapun." Sementara Fir'aun adalah sejarah penguasa otoriter yang memiliki gelora yang tak pernah habis diperbincangkan oleh anak-anak zaman. Tentang kekufurannya karena menganggap diri sebagai penguasa jagad yang bisa melakukan apa saja kepada siapa saja.
Lalu sejarah kembali diulang, dengan aktor yang sama. Merayu kita dengan tangannya tapi kemudian menginjak-injak kita dengan kakinya. Segala hal yang terlihat indah tapi menggiring kita menuju satu hal yang oleh Rasulullah menyebutnya sebagai "Lubang Biawak". Sempit, menyesakkan.
Seperti yang digambarkan oleh Tuhan, maka mari kita berhitung mundur. Nikmati setiap detik hitungan itu. Peradaban biadab itu akan mengeping dalam perut bumi.
Tengoklah sejarahnya wahai manusia. Sebagaimana Tuhanmu berbuat kepada kaum A'ad. Penduduk yang beribukota di Iram itu pernah mencapai puncak peradaban dengan bangunan-bangunan yang tinggi menjulang yang belum pernah dibangun seperti itu di negeri-negeri lain sebelumnya
. Juga Thamud yang digelari Negeri Para Arsitek karena mampu menyulap batu-batu besar dari lembah-lembah untuk dijadikan bangunan megah.
Lalu lihat pula peradaban yang dipimpin oleh Fir'aun yang memilik bala tentara yang banyak. Dengan bala tentara yang banyak itulah sehingga mampu berbuat sewenang-wenang kepada negeri yang dikuasainya bahkan sampai mereka memporak-porandakannya (Al-Fajr:6-12)
Apa yang Tuhan perbuat jika kondisinya demikian?
Tuhanmu pasti akan menimpakan adzab kepada mereka(Al-Fajr:13).
Sejarah, catatlah kami sebagai orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menghancurkan kedzaliman itu. Bukan menjadi Socrotes yang digambarkan oleh Ali syariati :
Jika kita mencopot Socrotes dan murid-muridnya dari sejarah, apa yang terjadi? Hanya perpustakaan akademi yang keluar seraya menjerit-jerit. Tapi raksyat jelata bahkan tak tahu menahu akan hal itu. Al-hasil, mereka tidak akan merasa kehilangan. Menjadi orang yang saat kita tiada mereka kehilangan.
ADS HERE !!!