Dulu perpecahan
suku Aus dan Khazraj adalah perpecahan abadi. Pembunuhan menuntut darah
si pembunuh, si pembunuh selanjutnya menjadi darah segar bagi suku yang
terbunuh anggota sukunya. Begitulah seterusnya. Abadi seandainya islam
tidak segera datang mendamaikannya.
“ Apakah kamu masih
melakukan budaya-budaya jahiliyah ( suka bertengkar dan berkelahi )
padahal kamu semua telah mendapat petunjuk kepada agama Islam. Bagaimana
mungkin ini dapat terjadi sedangkan saya masih berada di hadapanmu.
Tugas agama islam adalah menghapuskan perbuatan seperti ini “ Begitu petuah Muhammad saw.
Allah menjinakkan antara hati kamu, lalu jadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang yang bersaudara
(ali ‘Imraan (3): 103). Tali Allah adalah senjata penjinak hati.
Karena dia adalah tali cinta. Meleburkan kebekuan rasa yang kau
penjarakan.Membunuh dendammu dan menggantinya dengan cinta. Tali Allah
adalah apapun itu, apa saja yang merupakan sarana yang mendekatkan
diri kepada Sang Maha Cinta. Tali Allah adalah rajawali cinta di mana
di sayap kirinya adalah kecemasan dan di sayap kanannya adalah harapan.
Begitulah islam mempertemukan kedua suku yang berkonflik, dua hal yang
berseberangan. Yakni membacakan kepada mereka mantra penjinak hati:
Allah adalah tujuan kita
Ada tali yang menghubungkan kita dengan pemilik cinta.
Maka berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah...(Aali
‘Imraan (3): 103). Dengan tali Allah itu, kau akan di angkat
tinggi-tinggi menuju satu titik. Perjalanan menuju satu-titik itulah
yang akan mendekatkan kita dengan yang lainnya. Seperti ribuan tali yang
digantungkan di bulan, lalu dilepaskan ke bumi. Setiap orang akan
memanjat tali itu menuju ke bulan, ke sebuah simpul di mana tali itu
bermuara. Ribuan orang itu semakin lama akan semakin mendekat satu
dengan yang lainnya, akhirnya akan dapat satu momen di mana ribuan orang
itu akan saling merekatkan dada, memperhangat pelukan dan saling
merindui.