Tahun
baru. Dengan penuh harap, menanti detik-detik pergantian tahun. Tak ada
yang bisa menghentikan rotasi itu, dia bergerak, terus....Lalu puluhan
petasan di tangan sebentar lagi akan terhamburkan ke udara malam.
Atmosfer kan menangkapnya dan membakarnya. Saat waktu yang dinanti telah
tiba, bagai luncuran roket membelah langit menjadi merah mawar seperti kilapan minyak( Ar-Rahman:37) Dengan penuh suka cita jiwaku berseru: Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang engkau dustakan?(Ar-Rahman:38),
engkau telah dipertemukan dengan tahun kemeriahan ini seperti sedia
kala saat engkau mulai merangkak, berjalan, berlari dan sekarang engkau
telah dewasa dan telah mengecup aneka warna hidup. Berdirilah dan
kemudian berseru dengan rasa syukur penuh di rongga dada:"Al-hamdulillahirabbil alamiin"
Dan malam ketika Ia berlalu(al-Mudatsir), bangun di kala fajar membentang jubah putihnya di timur seraya berdo'a: Segenap
puji-pujian kulimpahkan pada-Mu jua Tuhanku, sebab Engkau telah
membangkitkanku dari kematian, kelak akupun pasti kembali kepada-Mu.
Tersentak
aku dengan do'a yang kupanjatkan barusan. Matikah aku semalaman saat
mereka usai kami merayakan pergantian tahun itu? Mengapa aku mengucapkan
puji syukur atas kebangkitanku kembali? Ah, ini kan do'a yang diajarkan
oleh Nabiku tiap kali aku terbangun dari tidurku. Bukankah semalaman
juga aku minta agar aku bisa mati atas nama-Nya?
"Dengan
nama-Mu duhai Tuhan aku bersandar yang telah menghidupkanku, dan dengan
nama-Mu pula duhai TUhan aku bersandar karena malam ini aku akan
mati..."
Jadi setiap hari adalah hari kebangkitan
dari kematian, sementara setiap malam adalah akhir hari kita. Kalau
begitu setiap pagi seharusnya adalah perayaan hari lahir dan tiap malam
seharusnya adalah perayaan akhir hari. Tapi mengapa tak dirayakan?
Seharusnya malamnya adalah muhasabah penuh, dan paginya adalah syukur
penuh. Jika tak ada hari baru maka takkan ada pekan baru, takkan ada
bulan baru dan takkan ada tahun baru. Jika kalian merayakan tahun baru,
maka seharusnya ada perayaan bulan baru, ada perayaan pekan baru, dan
ada perayaan hari baru. Setiap hari jadi perayaan maka setiap hari
adalah syukuran. Renungkan sekali lagi!
Imam hasan
Al-Basri berkata: Wahai anak cucu adam, sesungguhnya kalian hanyalah
kumpulan dari hari-hari, jika habis harimu berarti habis pulalah
dirimu(umurmu)