Pada akhirnya kegemilangan ilmu
pengetahuan akan dibenturkan dengan sebuah pertanyaan, “apakah pencapaian ilmu
itu baik atau jahat”. Sebagaiamana sejarah mencatat bahwa kegemilangan ilmu
pernah memporak-porandakan jutaan manusia pada perang dunia II.
Lalu apa yang dikejar oleh ilmu
pengetahuan seharusnya
dikurung oleh
pertanyaan tentang “apa yang harus diperbuat”. Sehingga wujud yang dihasilkan
ilmu benar-benar membawa kemaslahatan. Dari sinilah akan berlaku apa yang
disebut oleh Agama sebagai
Halal dan
Haram. Halal dan Haram adalah nilai yang mengendalikan kebebasan agar tetap
berjalan di jalur kebenaran. Bahwa laku manusia terus dihadapkan pada sebuah
tanggung jawab moral.
Tapi apakah memang benar bahwa ilmu dibatasi oleh
sebuah nilai, ataukah ilmu itu bebas nilai. Pada kenyataannya ilmuwan yang berpendapat bahwa ilmu itu bebas nilai
telah melesat jauh dibandingkan dengan ilmuwan yang dikungkung oleh nilai. Hal
ini disebabkan karena ilmuwan yang terikat oleh nilai membatasi dirinya dengan
objek penelitian, cara dan penggunaan niliai. Akan tetapi percepatan itu tidak
berbanding lurus dengan kondisi moral yang berimplikasi pada ketegangan social
dan politik.
Ada seorang Galileo telah membayar
mahal semua itu sebelum sejarah mencatat namanya sebagai barisan Ilmuwan yang
berani melawan arus moral yang mengakar kuat di jajaran gereja. Dia pahlawan di
masanya. Tapi Einsteinpun harus bertanggung jawab terhadap pengeboman yang
meluluh-lantakkan sejak Herosima dan
Nagasaki hingga gedung WTC kebanggaan Amerika Serikat itu. Tapi Einstein tetap
pahlawan bagi dunia, tidak dipungkiri. Itulah kegalauan ilmu sangat dilematis
disaat dihadapkan pada etika.
Saat berbicara tentang etika,
berarti berbicara tentang batasan. Etika Ilmu pengetahuan berarti membatasi
ilmu pada moral-moral tertentu. Memang moral itu perlu ada untuk menghormati
eksistensi manusia yang merupakan makhluk yang memiliki kepekaan nilai.
Ada dua kelompok yang memandang
hubungan antara Ilmu dan Moral. Kelompok pertama memandang bahwa ilmu pengetahuan harus
bersifat netral, bebas dari nilai-nilai ontology dan aksiologi. Fungsi ilmuwan
menurut kelompok ini hanya sebatas menemukan pengetahuan tanpa bertanggung
jawab terhadap hasil yang ditimbulkan setelahnya. Apakah penggunaan itu akan
berdampak baik atau buruk tidak merupakan tanggung jawab ilmuwan.
Kelompok pertama berpegang teguh
pada otonomi Ilmu, bahwa keberadaan etika yang mencampuri ilmu pengetahuan
berarti melanggar sifat ilmu itu sendiri. Dimana ilmu pada dasarnya bersifat
otonom. Keberadaan etika justru akan menghambat laju ilmu.
Kelompok yang kedua berpendapat
bahwa ilmu harus terikat nilai, yakni penggunaan dan pemilihan obyek ilmu harus
dilandaskan pada asas-asas moral. Kelompok yang kedua ini mengkhawatirkan
terjadinya de-humanisasi yang akan menjatuhkan martabat manusia, di mana
manusia hanya ditempatkan sebatas obyek kajian dan aplikasi keilmuan. Lebih
dari itu menurut kelompok ini, manusia diseret menjadi budak ilmu pengetahuan
karena pada kenyataannya ilmulah yang mengatur batasan manusia. Pada lapangan
social-politikpun akan menghasilkan ketegangan yang memicu banyak konflik.
Ketegangan terjadi disebabkan adanya
tarik ulur nalar humanis antara apa yang
dipaksa ada dan apa yang seharusnya ada.
Walaupun pada akhirnya kelompok
kedua ini menghadapi persoalan standarisasi moral, mana yang tidak dan mana
yang selayaknya. Muncullah berbagai macam teori untuk menilai tidak atau
layaknya sesuatu itu diterapkan. Berikut ini sebagian dari teori-teori
tersebut:
- Konsekuensialisme,
yaitu sebuah aliran yang lebih mementingkan aspek manfaat dari sebuah
perbuatan. Jadi nilai moral menurut kelompok ini dilihat dari sejauh mana aspek
manfaatnya. Semakin besar aspek
manfaatnya berarti semakin besar nilai kelayakannya.
- Deantologi.
Teori ini menganut bahwa layak atau tidaknya tindakan dijawab dengan
kewajiban-kewajiban moral.
- Intuisionalisme.
Bahwa apa yang bertentangan dengan apa yang dianggap baik oleh nuraninya
berarti tindakan tersebut tidak layak. Faham ini tidak mengindahkan situasi
dimana tindakan itu terjadi sehingga tidak bertanggung jawab terhadap hasil
keputusan yang diambilnya.
ADS HERE !!!